Minggu, 11 Juli 2010

Safety Before Afoot

Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un.
Beberapa menit yang lalu, kecelakaan bermotor terjadi di simpang BRI-Taman Merdeka Pangkalpinang. Salah satu korban yang saat kejadian tampaknya sedang merokok tidak sadarkan diri, jatuh terlungkup dengan darah segar keluar dari hidung. Kemungkinan hidungnya patah.

Satu hal penting yang dapat menjadi pelajaran berharga, sang korban tidak menggunakan helm. Melihat insiden tersebut, sudah semestinya kesadaran pelindung kepala melekat sebelum berkendara meningkat. Yang tidak kalah penting, jangan lupa untuk mengencangkan kaitan tali di dagu. Karena helm bisa saja terlepas saat terjadi goyangan.

Untung yang cium burung, coba kalo aspal?

Jumat, 21 Mei 2010

Perbedaan antara Massa dan Berat

Dalam percakapan sehari-hari, istilah berat menggambarkan ukuran timbangan dan dinyatakan dalam satuan kilogram atau ons. Namun dalam bahasa teknik, berat mempunyai arti yang berbeda. Kata berat yang awam digunakan sebenarnya adalah massa (mass). Massa tidak terpengaruh oleh posisi baik secara horisontal maupun vertikal (ketinggian). Sedangkan berat (weight) yang merupakan gaya gravitasi yang dikenakan pada suatu benda dapat berubah dari satu tempat ke tempat lainnya.

Secara matematis, prinsip dasar hubungan antara massa dan berat dinyatakan dalam Hukum Newton II, yaitu:

F = m x a

dimana,
F = gaya (N)
m = massa (kg)
a = percepatan atau akselerasi (m/s2)

Dengan mengalihkan gaya menjadi berat, maka diperoleh persamaan:

W = m x g

dimana,
W = berat (N)
g = gaya atau percepatan gravitasi (m/s2)



Catatan:
Gaya gravitasi berbeda menurut lokasi, misalnya gravitasi di daerah pantai dengan wilayah pegunungan. Secara umum, nilai yang dipakai adalah 9,8 m/s2.

Kamis, 29 April 2010

Insinyur.. oh Insinyur

Seorang insinyur (engineer) memadukan prinsip sains dan matematika dalam mengembangkan solusi yang ekonomis terhadap permasalahan teknis. Komputer digunakan secara luas oleh insinyur mulai dari merancang dan menjalankan simulasi, menganalisa, hingga memantau dan mengendalikan setiap bagian proses. Pekerjaan seorang insinyur diibaratkan jembatan antara penemuan ilmiah dengan penerapan komersial guna memenuhi kebutuhan konsumen.

Penghasilan yang diperoleh oleh seorang insinyur beragam berdasarkan industri atau profesi tempatnya bekerja maupun negara dimana ia bekerja. Menurut catatan dari Biro Statistik Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat, tawaran gaji tertinggi tahun 2009 untuk sarjana yang baru lulus di Amerika Serikat dipuncaki oleh insinyur perminyakan (petroleum engineer) yaitu sebesar $83,121 dalam rata-rata. Menyusul sarjana teknik kimia (chemical engineer) di urutan kedua dengan besaran $64,902. Diikuti sarjana pertambangan, komputer, nuklir, elektro, mesin, industri, material, penerbangan, pertanian, biomedis, dan sipil di posisi selanjutnya.

Sistem upah tenaga kerja masih dibagi lagi, apakah sebagai tenaga lokal atau impor. Khusus untuk bidang perminyakan, Oil & Gas Salary Guide 2010 mengumumkan bahwa hanya negara Norwegia, Canada, dan Australia yang membayar karyawan dalam negeri lebih tinggi daripada pekerja asing. Berbanding sangat terbalik dengan Indonesia dimana gaji buruh lokal merupakan yang terendah diantara negara-negara yang disurvei namun membayar upah yang sangat besar untuk tenaga impor. Bahkan bayaran yang diterima karyawan asing di Indonesia jauh melebihi yang dibayarkan kepada tenaga asing di Qatar.

Perbandingan gaji bidang perminyakan di beberapa negara


Melihat data diatas, sungguh merana nasib sarjana teknik asal Indonesia. Di negera sendiri mendapat gaji yang sangat dibawah standar global. Merantau ke Timur Tengah, pun masih dibayar kurang dari yang diperoleh oleh tenaga luar yang bekerja di Indonesia. Beberapa forum mengatakan insinyur Indonesia yang berkarir di luar negeri, terutama wilayah Arab, sangat disukai karena banyak bekerja sedikit bicara disamping ilmu yang memang mumpuni. Sangat disayangkan jika "isi kepala" yang mereka miliki dimanfaatkan oleh negara lain untuk memanen "pohon uang"-nya.

Bandingkan lagi dengan artis sinetron. Seorang pesandiwara layar kaca bisa dikontrak hingga puluhan juta rupiah untuk setiap berlakon satu episode. Sebuah kesenjangan yang jauh dari azas kesesuaian. Karena seorang ilmuwan dan insinyur harus memeras otak dengan kalkulus di masa kuliah dan berpikir keras ketika bekerja untuk menciptakan suatu barang yang tidak hanya bernilai lebih tapi juga laku dijual. Disamping itu, nilai kontrak pesepakbola di Indonesia ada yang mencapai 1,3 M rupiah.

Mungkin, banyak insinyur "sabar & ikhlas" yang melihat kenyataan itu akan berkata bahwa uang bukan segalanya. Mungkin juga, itu sebuah sikap pasrah yang tidak akan mengubah nasib menjadi lebih bernilai karena tidak mau mendorong diri untuk berubah dari dalam dan membawa perubahan keluar.

Prioritas dalam Membangun Negara: Pendidikan

Suatu bangsa akan menjadi kekuatan yang kokoh ketika tingkat kecerdasan dan emosional setiap individunya baik. Pendidikan adalah syarat mutlak untuk membidik sasaran itu. Merupakan tanggung jawab negara untuk menyediakan pendidikan dasar gratis yang bermutu bagi rakyatnya. Harus memenuhi unsur dasar pendidikan yang mengasah logika, etika dan estetika.

Masalah klasik utama pendidikan Indonesia adalah kurangnya tenaga pengajar terutama di wilayah pedalaman. Banyak orang enggan mengajar karena alasan klasik yaitu kesejahteraan kurang terjamin. Seharusnya pemerintah belajar pada sistem perusahaan. Pekerja sektor pekebunan, pertambangan dan perminyakan rela ditempatkan di daerah terpencil karena gajinya yang selangit untuk ukuran rata-rata di Indonesia.

Namun, menaikkan gaji guru bukanlah suatu langkah yang cerdas. Baru ada rencana dari pemerintah, keesokan harinya harga barang terutama sembako sudah melonjak lebih dulu. Meningkatkan kesejahteraan para pendidik akan lebih terasa jika mereka bisa mendapatkan dengan mudah rumah tinggal sendiri yang nyaman, potongan gaji yang rendah, akses kesehatan yang murah, dan insentif perangsang lain yang dapat membuat mereka untuk terus berprestasi.

Singkirkan dulu keinginan membangun sistem internet dan fasilitas tersier nan modern di sekolah-sekolah perkotaan. Dana yang ada lebih baik digunakan untuk mendirikan gedung-gedung sekolah dan menambah tenaga guru di daerah pelosok. Intinya memperluas prasarana pendidikan yang menjangkau lapisan masyarakat pedalaman terlebih dahulu. Guna menunjang program ini, partisipasi Departemen Perhubungan dan Departemen Pekerjaan Umum juga diperlukan. Penyediaan sarana dan prasarana transportasi rakyat terpadu akan banyak membantu. Sering kali dipertontonkan di televisi kondisi yang lebih tepat dikatakan tragis mengenai pendidikan. Anak-anak berangkat ke sekolah dengan seragam basah karena harus mengarungi sungai akibat ketiadaan jembatan. Seorang guru yang harus menempuh perjalanan naik turun bukit melewati jalan setapak hanya untuk menunaikan tugas. Dan masih banyak lagi keadaan serupa lainnya.

Penting untuk diperhatikan oleh calon pemimpin yang sedang bernyanyi lantang dan merdu bernada janji mensejahterakan rakyat. Strategi nyata apa yang akan mereka rencanakan. Jadi, bagaimana bisa makmur kalau masih bodoh, maaf, maksudnya terus-terusan masih bisa dibodohi (oleh pemerintah berkuasa yang kemaruk, tentunya)? Lebih penting lagi bagi para pemilih terutama tingkatan menengah ke bawah yang ingin kehidupannya lebih baik. Hindari memilih mereka yang pernah menjabat tapi tidak ada kemajuan berarti.

Bagaimana lagi dengan fenomena bocah ajaib di Jombang belakangan ini? Banyak yang dengan relanya bahkan menyabung nyawa dikerjain habis-habisan oleh (orang tua) anak umur 9 tahun. Para “pencari mukjizat” ini memang bodoh atau bersedia dibodoh-bodohi? Akibat dari sisi irasional yang mengalahkan logika.

(Tulisan ini merupakan salah satu posting di blog sebelah, http://kikibangka.wordpress.com/